This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 11 Oktober 2020

Kesehatan Mental Bagi Generasi Z





Kesehatan Mental Bagi Generasi Z

Menurut saya kesehatan mental adalah kondisi batin manusia yang bisa mempengaruhi perilaku dan emosi. memang penyebabnya tidak terlihat secara fisik, akan tetapi dapat dirasakan bagi pelaku dan orang terdekatnya dan berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana nih teman – teman gen z, apakah kesehatan mentalmu sedang baik-baik saja

Di era digital ini, cukup sulit memahami cara pandang perilaku generasi z Saya yang juga merupakan Gen Z pun, dengan tulisan saya kali ini juga harus melewati kalibrasi emosi. Dimana badan harus berproses secara cepat ketika perasaan dan kondisi hati tidak saling beriringan.

Generasi Z mempunyai kecenderungan memandang dunia sebagai tempat yang tidak aman. Hal itu disebabkan oleh beberapa kalangan di generasi Z lahir di masa-masa peperangan. Salah satu contohnya adalah serangan teroris pada 11 September 2001. Mereka yang sudah lahir harus menyaksikan orang-orang, termasuk orang tua mereka, terbunuh maupun terluka akibat peperangan.

Hal ini mengganggu untuk beraktivitas ataupun sekedar memberi senyuman. Sangat jelas, hal-hal sepele bisa menyebabkan seseorang menjadi terhambat.

Pertanyaannya kemudian, apakah kesehatan mental generasi Z untuk menjemput bonus demografi sudah dipersiapkan? Persoalan inilah perlu dijawab bersama, sebelum kemudian kita melihat sejauh mana kesehatan mental mengancam perilaku dan kesehatan Gen Z.

Menyelam lebih dalam, isu kesehatan mental ini adalah masalah yang cukup serius. Sejauh Penelusuran tagar #depressed di Instagram menghasilkan lebih dari 12 juta postingan.

Banyak sekali yang mengklaim dirinya sedang mengalami depresi dengan cara memposting gif hitam- putih dan bertuliskan “aku ingin pergi selamanya”. Beberapa diantaranya banyak yang mempunyai hasrat untuk meyakiti diri sendiri.

Jadi, adakah hubungan antara kesehatan mental dengan pemerintah? Tentu ada. Kesehatan mental bisa disebabkan dari faktor eksternal dan internal.

Faktor internal lebih terkait pada hal – hal yang berasal dari dalam diri sendiri seperti: faktor genetik atau adanya riwayat pengidap gangguan mental dalam keluarga, kekerasan dalam keluarga atau pelecehan lainnya, ketidaksiapan bersaing karena tidak ada dukungan orang terdekat, tidak terbiasa atau dibiasakan beradaptasi dilingkungan yang baru.

Tidak kurang dari 70% responden mengemukakan kecemasan (anxiety) dan depresi ialah masalah utama di antara rekan-rekan mereka. Remaja dari rumah tangga yang lebih miskin cenderung melaporkan masalah perilaku yang lebih luas daripada mereka yang berasal dari rumah tangga kaya, tetapi kekhawatiran tentang kesehatan mental tampaknya memengaruhi kedua kelompok secara setara. Ditengarai, problema kesehatan mental itu tidak terlepas dari dampak media sosial yang telah menjadi bagian hidup generasi Z



Untuk menangani hal ini, peran pemerintah sangat dibutuhkan kehadirannya. Terutama dalam memberi ketersediaan sarana dan prasarana, seperti respon sosial, pelatihan personil dalam intervensi sosial dan psikologis yang diperlukan.

Hal ini dibutuhkan kolaborasi antar LSM lokal, tokoh masyarakat dan media, pelayanan kesehatan primer, akses pelayanan yang mudah dan ramah bagi semua kalangan, majelis ilmu agama atau ruang sharing dan monitoring yang berkelanjutan.

Dengan demikian pengetahuan dan partisipasi aktif pemerintah sangat dibutuhkan warga negara khususnya Gen Z, karena dengan peran seluruh masyarakat dan pemerintah kita bisa menurunkan angka kasus gangguan mental, dan mendapatkan hasil karya luar biasa dari generasi yang sehat dan bersahaja.

Selasa, 06 Oktober 2020

Motivation Letter Tentang Diri Sendiri




Introspeksi adalah proses individu melihat ke dalam dirinya dan menguji pikiran-pikiran, perasaan-perasaan, dan motif-motifnya sendiri. Meskipun ini sangat bermanfaat, ternyata jarang dilakukan. Meskipun jarang berpikir mengenai diri sendiri, tentu saja kadang-kadang kita mengubah arah perhatian menyadari diri sendiri, terutama bila menghadapi situasi yang memicu kesadaran diri, misalnya bila kita sedang menghadapi masalah, melihat diri sendiri dalam cermin, dan sebagainya.

Namun, bila kita merasa tidak dapat mengubah perilaku kita, dalam keadaan sadar diri, kita akan merasa tidak nyaman karena berhadapan dengan umpan balik yang tidak menyetujui diri sendiri. Karena merasa tidak nyaman, biasanya orang cenderung melarikan diri dari kondisi sadar diri.

Untuk dapat menjauhkan diri dari kondisi sadar diri, sebagian dari kita melakukan berbagai upaya, antara lain dengan menyalahgunakan alkohol, pesta makanan, dan masokisme seksual. Contohnya, menjadi peminum alkohol merupakan cara untuk menghindari pikiran negatif mengenai diri sendiri. Beberapa penulis menyimpulkan: kenyataan bahwa orang-orang melakukan hal yang berbahaya, meskipun berisiko, merupakan indikasi betapa tidak menyenangkan bila kita dalam kondisi sadar diri.

Meski demikian, tidak semua bentuk pelarian dari diri sendiri (escaping the self) itu bersifat merusak. Berbagai bentuk pengalaman religius dan spiritual juga dapat diartikan sebagai penghindaran dari kondisi terfokus pada diri sendiri. Selain itu, fokus pada diri sendiri juga tidak selalu tidak menyenangkan. Bila kita mengalami sukses besar, berfokus pada diri sendiri dapat terasa sangat menyenangkan karena hal itu memperjelas prestasi positif kita. Fokus pada diri sendiri dapat juga menjadi cara untuk keluar dari kesulitan, yaitu mengingatkan kita akan mana yang benar dan yang salah, sehingga kita memilih untuk bertindak benar.

Dalam melakukan suatu hal, kita perlu mengetahui alasan penting dari perilaku tersebut. Ini diperlukan agar kita paham tujuan yang ingin kita raih dalam setiap tindakan yang dilakukan. Jadi, apakah kita perlu mengenal diri kita sendiri? Jawabannya sangat perlu. Sebenarnya ini adalah opsi kehidupan. Jika kita adalah pribadi yang ingin berkembang menjadi lebih baik, maka mengenal diri dan melakukan peningkatan kualitas diri adalah hal yang sangat diperlukan

Banyak orang menjalani hidup tanpa mendapatkan pemahaman yang jelas tentang diri mereka sendiri. Namun, bukan berarti bahwa hanya orang yang tidak bahagia yang perlu mengenal diri sendiri dan meningkatkan kualitas diri. Bahkan, orang-orang hebat yang sudah mengenal diri mereka dengan sangat baik dan selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas diri pun, masih perlu memeriksa diri mereka lagi dari waktu ke waktu.

Ini adalah hal yang wajar, karena perubahan akan terus ada di dalam kehidupan kita. Perubahan memang sedikit terlihat menakutkan, tetapi akan lebih menakutkan jika kita mengabaikan hal ini. Jika kita mengenal diri sendiri dengan baik, maka sudah dipastikan kita akan dapat mengenali diri kita sendiri dengan lebih baik.

Untuk memahami diri sendiri, yang biasanya saya lakukan adalah introspeksi diri sendiri. Karena dengan introspeksi diri sendiri kita akan bisa lebih mengenal diri sendiri dan lebih menyayangi diri sendiri. dalam hal introspeksi diri sendiri yang perlu kita lakukan adalah memiliki kesadaran diri sendiri, dan untuk mengenali diri sendiri kita tidak perlu membandingkan diri kita dengan orang lain. Karena kita istimewa dan kita berbeda dengan orang lain. Dan satu hal lagi yang saya lakukan untuk mengenali diri sendiri adalah dengan jangan takut untuk mengenali diri sendiri. Biasanya saya akan jalan jalan ke mall sendirian, jalan jalan ke pantai sendirian , dan membeli makanan atau barang yang aku inginkan. Hal ini saya lakukan karena dengan berpergian sendirian saya bisa mengetahui apa yang saya inginkan tanpa campur tangan orang lain, sehingga saya dapat mengenali diri saya sendiri dengan lebih dalam. Ingat bahwa kita adalah istimewa dan berbeda dengan orang lain sehingga kita tidak perlu takut untuk mengenali diri sendiri.'

nama : Kristianjoe Marzello Austin Santosa
NIM : 205020200111023
jurusan : Manajemen